Laman

7 Sep 2011

Negara Kelamin

By Wisnu Pamungkas

Ibu memproklamasikan kelamin Ayah sebagai negara baru
Ayah tak berkutik dan menyerah, walau ia marah karena tiada pilihan

Tiada yang salah pada hubungan mereka, tapi Ibu mengira telah menjadi pahlawan ketika berhasil menyesah Ayah di ranjang perkawainan

Menciptakan khayalan terhadap persetubuhan
Menelan lelaki itu mentah-mentah sebagai santapan
Ayah tiada mengira kejantannya bisa menjadi negara, tetapi akhirnya ia terpaksa berbagi wilayah dengan wanita itu
Membuat sempadan dari tirai, membaca proklamasi sendiri-sendiri di tapal batas

Sebenarnya mereka dahulu sama-sama serdadu sebelum perang ini pecah
Sebelum pahlawan menjadi kebutuhan untuk permainan
Ibu memang pernah menaruh dendam pada Ayah, begitu pula Ayah. Mereka pernah berseteru walau tanpa pertumpahan darah. Hom pilahom pimpah!

Sejak saat itu negara ini terpecah-pecah,
Negara sakinah hanya iklan saat kampanye dilakukan
Lagi pun sejak itu Ibu dan Ayah merasa tak perlu lagi menikah
Hom pilahom pimpah!

Di salah satu sudut negeriku,
Tanjung Hulu, 26 September 2005

selengkapnya bisa dibaca di www.mering.web.id

Tidak ada komentar:

Posting Komentar